Header Ads

BENTUK - BENTUK IDENTITAS NASIONAL DAN PENJELASANNYA

 1. Bendera Negara Sang Merah Putih

     Bendera merah putih sudah digunakan sebagai panji kerajaan oleh Kediri dan lambing kebesaran Kerajaan Mjapahit pada abad ke-13. Bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali secara resmi pada tanggal 17 Agustus 1945, namun telah diakui pada peristiwa Sumpah Pemuda tahn 1928. Bendera yang dikibarkan pada Hari Kemerdekaan Indonesia tersebut disebut dengan Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera pusaka merah putih dijahit oleh Ibu Negara pertama Indonesia yaitu Ibu Fatmawati. Dengan menggunakan mesin jahit tangan. Kain yang digunakan untuk menjahit bendera merah putih yaitu kain katun pemeberian perwira jepang Chairul Basri pada Oktober 1944. Awalnya kain tersebut dimaksudkan untuk dijadikan baju anak pertama yang tengah dikandung istri dari Presiden RI, Ir.Sukarno. Bendera asli tersebut sampai saat ini masih terjaga dengan baik di Monumen Nasional Jakarta. 

     Bendera merah putih memiliki makna filosofis. Merah berarti keberanian dan putih berarti kesucian. Selain itu menurut soekarno, kedua warna tersebut berasal dari penciptaan manusia, merah yaitu darah wanita dan putih merupakan warna sperma. Disamping itu menurutnya pun tanah nusantara berwarna merah dan getah tumbuhan berwarna putih.

2. Bahasa Negara Indonesia 

     Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. Bahasa melayu talah digunakan sejak zaman kerajaan sriwijaya sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama budha. Dan sebagai bahasa perdagangan untuk penghubung antar suku pada plosok nusantara. Bahasa Indonesia diikrarkan sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Dan dinyatakan sebagai bahsa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Reoublik Indonesia. 

     Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa sekaligus sikap saling menghargai perbedaan antar sesame saudara tanpa membumihanguskan bahasa local.

3. Lambang Garuda Pancasila 

     Untuk mendapatkan desain lambing negara terbaik, pemerintah membuka sayembara sebanyak dua kali. Sayembara pertama pada tahun 1947 dan sayembara kedua pada tahun 1950. Pada sayembara kedua tahun 1950 terdapat dua buah macam desain yang dipilih pemerintah saat itu. Desain tersebut milik M. Yamin dan Sultan Hamid II. Karya Sultan Hamid II yang dipilih oleh Soekarno dan para anggota DPR M.yamin memberikan masukan pada desain Sultan Hamid II, Soekarno juga mengusulkan pencantuman semboyan “Bhineka Tunggal Ika” pada pita di kaki burung garuda. Pada saat 8 Februari, bentuk terakhir lambing Garuda Pancasila akhirnya tercipta dan tanggal 20 Februari, lukisan sudah ditempelkan di ruang sidang tepat ketika rapat pertama DPR-RIS berlangsung. 

    Lambang Garuda Pancasila menggunakan warna emas yang merupakan lambang keagungan dan kejayaan. Garuda juga dilengkapi dengan paruh, sayap, ekor, dan cakar yang merupakan lambang kekuatan dan tenaga dalam pembangunan. Burung Garuda yang dijadikan perlambang negara Indonesia ini merupakan simbol dari Proklamasi tanggal 17 Agustsu 1945, yakni: 

  • 17 helai bulu pada masing-masing sayap 
  • 8 helai buku ekor 
  • 19 helai bulu di bawah perisai  
  • 45 helai bulu di leher
    Selain itu, Garuda Pancasila juga melambangkan Pancasila, yang merupakan dasar dan ideologi negara, yang ditunjukkan pada perisai yang berada pada bagian dada Garuda. Perisai atau tameng merupakan bagian senjata yang sudah dikenal dalam sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia sebagai perlambang perjuangan dalam melakukan pertahanan dan perlindungan diri dalam mencapai sebuah tujuan. Perisai dalam Garuda Pancasila berisikan Pancasila yang digambarkan dengan simbol berikut ini: 

  • Sila Pertama: yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima. 
  • Sila Kedua: yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab digambarkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi. 
  • Sila Ketiga : dalam Pancasila berbunyi Persatuan Indonesia, dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kanan atas. 
  • Sila Keempat: dalam Pancasila, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kiri atas. 
  • Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan padi dan kapas di bagian bawah kiri perisai.
4. Lagu Kebangsaan Indonesian Raya 

     Lagu kebangsaan Indonesia Raya pertama kali dikumandangkan pada kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Pada 1930, lagu Indonesia Raya dilarang dinyanyikan di depan umum. Lagu tersebut dianggap mengganggu ketertiban dan keamanan. Belanda khawatir, Indonesia Raya dapat memicu semangat kemerdekaan atau memicu pemberontakan. Pada 1944, ketika posisinya dalam Perang Dunia II semakin terdesak, Jepang merasa membutuhkan bantuan pejuang Indonesia untuk bertahan. Dalam keadaan terjepit itu, mereka pun berjanji akan memerdekan Indonesia dalam waktu dekat. Dan pada tahun yang sama Para Panitia Lagu Kebangsaan menetapkan sejumlah perubahan kecil dan penyempurnaan pada lagu Indonesia Raya. Saat diciptakan pada 1928, bahasa Indonesia belum sempurna berkembang dari bahasa Melayu sehingga terdapat beberapa kata janggal dalam liriknya. Penyempurnaan itu menghasilkan lirik baru yang dipakai sampai sekarang. Kemerdekaan Indonesia akhirnya menjadi kenyataan pada 17 Agustus 1945. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama oleh mereka yang berkumpul di Jalan Pengangsaan Timur 56, Menteng, Jakarta. 

     Rupanya W.R. Soepratman sudah memiliki visi jauh ke depan lewat lirik lagu Indonesia Raya. Yang mengharapkan Indonesia negeri yang subur, makmur tentram dan damai.

5. Semboyan Bhineka Tunggal Ika 

     Bhinneka Tunggal Ika bermula dari kutipan sebuah kakawin Jawa Kuno atau lebih dikenal dengan Kitab Sutasoma. Kitab ini merupakan karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 M. Melihat sejarah Bhinneka Tunggal Ika yang mampu menyatukan Nusantara di masa kerajaan Majapahit, akhirnya Mohammad Yamin mengusulkan Bhinneka Tunggal Ika untuk dijadikan semboyan bangsa Indonesia. Mohammad Yamin berpendapat bahwa semboyan tersebut cocok dengan kehidupan bangsa Indonesia yang beragam. Nilai-nilainya cocok diimplementasikan sebagai jati diri bangsa. Baik dari segi perbedaan agama, ras, suku, dan budaya. 

     Frasa Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua sudah diperkenalkan sejak jaman Kerajaan Majapahit. Keberagaman sudah ada sejak dulu. Ini artinya, bahwa sudah sejak dulu hingga saat ini kesadaran akan hidup bersama di dalam keberagaman sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat bangsa di negeri ini. Indonesia yang kaya akan keanekaragamannya harus mampu menjaga kesatuan bangsa. Sehingga bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di dunia dalam menjaga persatuan. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus tetap menjunjung tinggi persatuan, menyelaraskan perbedaan, dan bersikap toleran pada keanekaragaman. Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

6. Dasar Falsafah Negara Pancasila 

     BPUPKI menyelenggarakan sidang perumusan Pancasila yaitu pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. Pada 29 Mei Mohammad Yamin mendapatkan kesempatan yang pertama untuk mengeluarkan gagasannya dalam menyampaikan lima sila yang diusulkan menjadi asas dasar negara Indonesia, yaitu diantaranya : 
  1. Kebangsaan. 
  2. Kemanusiaan. 
  3. Ketuhanan. 
  4. Kerakyatan. 
  5. Kesejahteraan Rakyat. 

     Pada sidang BPUPKI yang diselenggarakan dua hari kemudian tepatnya tanggal 31 Mei 1945, Supomo menyampaikan buah pikirannya mengenai asas dasar negara Indonesia, yaitu :
  1. Persatuan. 
  2. Kekeluargaan. 
  3. Keseimbangan Lahir dan Batin. 
  4. Musyawarah. 
  5. Keadilan Rakyat. 
    
     Sehari kemudian tanggal 1 Juni 1945, Sukarno mendapat giliran untuk menyampaikan pidatonya tentang dasar negara, yaitu : 
  1. Kebangsaan Indonesia. 
  2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan. 
  3. Mufakat atau Demokrasi. 
  4. Kesejahteraan Sosial. 
  5. Ketuhanan Yang Maha Esa. 
    Hasil dari buah pikiran lima dasar negara yang disebutkan Sukarno tersebut diistilahkan sebagai Pancasila. Sedangkan peristiwa tersebut menjadi dasar penetapan hari lahir Pancasila yaitu pada 1 Juni 1945. Sidang Panitia Sembilan 22 Juni 1945, Panitia Sembilan selesai dalam merancang naskah Pembukaan UUD yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Dalam piagam tersebut tercantum rumusan Pancasila. Lalu pada sidang 18 Agustus 1945 Muhammad Hatta menggagaskan adanya perubahan pada sila pertama, yang awalnya berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, kemudian diubah menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dan ditetapkan Pancasila sebagai dasar negara. 

     Filsafat Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dalam hal ini Pancasila diartikan sebagai sebuah dasar nilai serta norma untuk mengatur sistem pemerintahan atau penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila juga dapat diartikan sebagai sebuah sumber dari segala sumber hukum, yang mana kaidah hukum negara ini secara konstitiusional mengatur negara dan rakyat-rakyatnya, Pancasila meruapkan pedoman untuk menjalankan hal tersebut. Selain itu, Pancasila juga diartikan sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.